Ambulans Penasaran

December 23, 2011 bleu 5 Comments


Ruben sedang menempuh perjalanan dari Surabaya ke Jakarta dengan menggunakan bis malam. Di tengah perjalanan, saat bis tersebut berhenti di sebuah terminal, seorang kakek tua naik dan menawarkan buku-buku bacaan pada semua penumpang. Sesampainya di kursi Ruben :

“Bukunya Nak? Ada macam-macam nih. Buku silat, cinta-cintaan, agama, dan lain-lain.” ujar sang kakek. Ruben yang kebetulan tidak bias tidur pun tertarik.
“Ada buku misteri atau horror gak kek?” tanya Ruben.
“Oh suka cerita horror yah?” jawab si kakek. “Kebetulan sisa satu. Pas lagi ceritanya. Tentang bis yang ditinggali banyak arwah penasaran. Judulnya “Ambulans Penasaran”. Serem banget pokoknya.”
“Boleh juga tuh. Berapa harganya?”
“Seratus lima puluh ribu, Nak.”
“Walah, mahal bener harganya, kek!”
“Ya namanya juga buku bagus. Best Seller. Semua yang baca buku ini kabarnya sampe syok loh waktu baca endingnya.” si kakek berpromosi ala sales panci.

Ruben pun akhirnya mengalah. Uang seratus lima puluh ribu berpindah tangan. Entah kenapa, tepat pada saat ia menyerahkan uang tersebut ke kakek tua, tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar. Angin pun terasa mulai bertiup kencang. Si kakek buru-buru melangkah turun ke bis, namun tiba-tiba berhenti dan menolehkan wajahnya pelan-pelan ke arah Ruben.

“Nak” ujarnya lirih, “Apapun yang terjadi, harap jangan buka halaman terakhir ya. Ingat, apapun yang terjadi. Kalau tidak nanti kamu akan menyesal dan saya tidak mau bertanggung jawab.”

Jantung Ruben berdegup kencang. Saking takutnya, ia sampai tidak mampu menganggukkan kepala hingga akhirnya si kakek turun dari bis dan menghilang ditelan kegelapan malam. Singkat cerita, dua jam kemudian, sekitar pukul satu malam, Ruben selesai membaca seluruh buku tersebut. Kecuali halaman terakhir tentunya. Dan memang benar seperti yang dikatakan kakek penjual, buku itu benar-benar menegangkan dan menyeramkan. Di luar bis yang melaju kencang, hujan turun dengan derasnya. Kilat menyambar bergantian dan terkadang terdengar suara guruh yang menggelegar. Sejenak Ruben melihat berkeliling dan ternyata semua penumpang sudah terlelap. Bulu kuduknya terasa merinding.

“Baca halaman terakhir gak yah?” pikir Ruben bimbang. Antara rasa penasaran dengan rasa takut berbaur menjadi satu. Di luar jendela malam tampak makin  gelap.
“Ah sudahlah, sekalian aja. Nanggung!”

Dengan tangan gemetar ia pun membuka halaman terakhir dari buku tersebut secara perlahan… Dan akhirnya tampak sebuah lembaran kosong dengan sepotong label di bagian pojok kanan atas. Sambil menelan ludah, Ruben membaca huruf demi huruf yang tercantum :




Sumber : Majalah Bahana Aksi ( SMP Negeri 1 Wlingi )

5 comments: