Sang Juara
Di suatu rawa ada perlombaan yang dilakukan para kodok, perlombaan untuk mencapai puncak menara,menara yang tinggi sekali.
Sekali – sekali terdengar teriakan semangat dari penonton sesama kodok “ayo…ayo… ribbitt..” dan juga yang lebih banyak lagi adalah pandangan pesimis ”mana mungkin kodok mampu melompat sejauh sampai ke menara tersebut…ribit.”
Dan perlombaan yang diikuti ribuan kodok ini pun akhirnya dimulai dengan bunyi tembakan senapan dari juri kodok…dhuaarr…. Sampai seperempat perjalanan banyak kodok yang menyerah karena kecapean.
Penonton: ”huuhh….segitu ajah nyerah, lagi juga emang ga mungkin sampe sih, ribbit!”
Namun kodok yang masih melompat pun masih banyak. Sampai setengah perjalanan hanya tinggal setengah juga kodok yang bertahan.
Penonton: ”ga mungkin sampe…..ga mungkin, ribbit!!”
Seiring perjalanan satu persatu para kodok menyerah tidak sanggup lagi, hingga akhirnya hanya segelintir kodok gigih yang tetap bertahan.
Penonton: ”udah nyerah aja daripada mati kecape’an, wajar kok kalo ngga bisa, ga usah malu, nyerah aja! ribbit..ribbit….”
Sampai tigaperempat perjalanan menuju puncak menara, hanya tinggal satu kodok saja yang tetap melompat, lompat, dan terus lompat.
Penonton: ”udah nyerah…..ga mungkin nyampe….nyerah aja, sebelum pingsan, ribbbiiitt!”
Akhirnya kodok itu pun sampai ke puncak menara dan ada kepuasan di wajahnya. Semua kodok penonton pun terheran – heran dengan kekuatan kodok ’ajaib’ ini.
Penonoton: ”ajaib! mustahil! ga mungkin kodok punya kekuatan seperti itu, latihan segimana pun juga kayaknya ga mungkin, ajaib…ribbitt…ribit…ribbit…rriibbbiiitttt!!”
Setelah pembagian hadiah, sang juara ini di wawancarai oleh wartawan kodok. Semua kodok – kodok terdiam mendengarkan sang juara diwawancarai.
Wartawan: ”bagaimana anda bisa sanggup sampai ke tempat sejauh dan setinggi itu, sedangkan peserta yang lain tidak mampu, bahkan kodok yang kelihatan lebih kekar dan lebih siap dari anda pun tidak mampu, apa rahasia yang anda miliki, ribbiit?”
Sang kodok juara diam, dan setelah beberapa kali ditanya oleh wartawan sang juara pun tetap diam. Dan akhirnya mereka semua, baik pewawancara maupun semua khalayak kodok, menyadari bahwa sang juara itu tuli, sehingga ia tidak dapat mendengar teriakan para penonton yang meremehkan kekuatan kodok, dan terus melakukan hal tersebut menurut kemempuannya sendiri tanpa terpengaruh teriakan kodok – kodok lain.
Pesan: Jangan pedulikan pandangan orang lain yang meremehkan anda, karena itu hanya akan mengurangi kemampuan anda yang sebenarnya tanpa memberikan solusi apapun. Semua orang seharusnya bisa melakukan sesuatu, yang kelihatan mustahil sekalipun. Namun lebih banyak orang yang selalu minta pendapat orang lain yang akhirnya malah membuat dia tidak bisa meraih apa yang seharusnya dan hampir pasti dapat dia raih.
0 comments: